Jumat, 22 April 2011

Bila kali ilang kedunge

wolak waliking jaman pun di mulai,ketika era 80an,,,saya bermain main di sungai kecil di dekat rumah,masih saya lihat lele,gabus,lunjar:) gampang sekali nangkapnya,air jernih,belum banyak sampah plastik botol,jg beling :-|
Tapi sekarang keadaan sangat memprihatinkan:( boro2 ada lele di rong,,,anggang2 saja pda ilang ,,mungkin kebanyakan kena apotas sehingga anggang2 saja ikut mati *sedih aseli*

bermimpi masa lalu kembali,,adalah ssuatu yg berat bhkan mungkin mustahil *nangis batin* melihat alam sedemikian rusak hebat .
kalau sudah begini apalagi yang mau kita banggakan?? semua sudah hancur luluh sampai ke akar2nya :( mau di perbaiki bgaimana? wong rumpun bambu penyangga tebing sungai/penyerap air hujan agar mata air lestari sja kini berganti semua menjadi lahan albasia :( akibat keserakahan manusia kampung yang tolol *aseli emosi*
semua mabuk albasia ,memimpikan hasil ratusan juta,hutan bambu sbgai pori2 air pun di babat habis tanpa belas kasihan, (di kapur) istilah jawa.
semua memimpikan membeli mobil motor dri penjualan kayu albasia yg mmg meroket harganya seiring ketatnya lalulintas log dri Sumatera dan skitarnya, albasia mnjdi primadona log.

kadang saya berpikir exterem,,memang tidak ada gunanya usia alam ini di panjangkan:) hanya memanjangkan taring serta perut para perusak alam saja.

padahal alam ini mampu menghidupi seisi bhumi :) namun alam tidak mampu menghidupi 1 saja manusia serakah *filusuf india*

saya hanya bisa diam membisu seperti Shidarta Gautama,
ketika situasi sdemikian pelik dan sudah tidak bisa di counter lagi lebih baik saya "DIAM"

Diam adalah opsi terburuk namun lebih baik dripda ikut lantang tapi hanya menimbulkan kegaduhan negeri

sbgaimana kisah para pujangga yg telah mendahului kita,mereka hanya diam,menyaksiakan panggung akbar pertunjukan kolosal anak manusia,,
Mereka bukan tidak mau dan mampu turun tangan,,tapi sgat tdak logis jika mereka memperebutkan kue manisnya alam yang sebenarnya bukan hak kita,melainkan milik anak cucu kita,
Biarkan saja manusia hancur

Tidak ada komentar:

Posting Komentar